Minggu, 09 April 2017

Pengujian Hipotesa 2 Rata-rata

Contoh Soal :

Seorang pemilik toko yang menjual 2 macam bola lampu merek A dan B, berpendapat bahwa tak ada perbedaan rata-rata lamanya menyala bola lampu kedua merek tersebut. Dengan pendapat alternatif adanya perbedaan (≠) guna menguji pendapat itu dilakukan percobaan atau eksperimen dengan menyalakan 100 buah bola lampu merek A dan 50 buah bola lampu merek B, sebagai sampel acak. Ternyata bola lampu merek A dapat menyala rata-rata selama 952 jam, sedangkan merek B selama 987 jam, masing-masing dengan simpangan baku sebesar A = 85 jam dan B = 92 jam. Dengan menggunakan α = 5%, ujilah pendapat tersebut.

Jawaban ;

¨ H0 : μ1 − μ2 = 0
¨ Ha : μ1 − μ2 ≠ 0


Ø  n1 = 100,  1 = 952, σ1 = 85  

Ø  n2 = 50,    2  = 987, σ2 = 92

¨ Untuk α = 5%, Zα/2 = 1,96 atau −Zα/2 = −1,96

¨ Kesimpulan:

Karena Z0 = −2,25 < −Zα/2 = −1,96 maka H0 ditolak. 
Berarti rata-rata lamanya menyala bola lampu dari kedua merek tersebut tidak sama.

Minggu, 02 April 2017

Pengujian Hipotesis dan Contoh Soal One-tail Two-tail

      • DEFINISI
•Hipotesis berasal dari bahasa Yunani 
  • Hupo berarti Lemah atau kurang atau di bawah 
  • Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti 
Sehingga dapat diartikan sebagai Pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara 

• Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis mengenai parameter populasi . 

      • PASANGAN HIPOTESIS
Hipotesis nol (H0 ) 
hipotesis yang diartikan sebagai tidak adanya perbedaan antara ukuran populasi dan ukuran sampel 

Hipotesis alternatif (H1 ) 
Lawannya hipotesis nol, adanya perbedaan data populasi dgn data sampel.

      • 3 BENTUK RUMUSAN HIPOTESIS
1. Hipotesis Deskriptif 
hipotesis tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. Sebagai contoh bila rumusan masalah penelitian sbb:
 • Seberapa tinggi produktifitas alat mesin bubut? 
• Berapa lama umur teknis alat mesin bubut? 
Rumusan hipotesis: 
• Produktifitas mesin bubut mencapai 1000 produksi. 
• Umur teknis alat mesin bubut mencapai 5 tahun.

2. Hipotesis Komparatif 
Pernyataan yg menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Sebagai contoh rumusan hipotesis komparatif: 
• Apakah ada perbedaan produktifitas mesin bubut di Situbondo dan di Probolinggo? 
• Apakah ada perbedaan efektivitas trawl dan cantrang? 
Rumusan hipotesis: 
• Tidak terdapat perpedaan produktivitas padi di Situbondo dan Probolinggo. 
 Ho: m1 = m2      Ha: m¹ m2.
• Efektivitas trawl tidak berbeda dibandingkan cantrang 
Ho: m1 = m2       Ha: m1 ¹ m2.

3. Hipotesis Hubungan (asosiatif) 
Pernyataan yg menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Sebagai contoh rumusan hipotesis asosiatif: 
• Apakah ada hubungan antara jumlah ulir pada silinder tembaga dengan hasil produksi? 
• Apakah ada pengaruh penambahan jumlah ulir pada silinder tembaga terhadap kualitas hasil produksi? 
Rumusan hipotesis: 
• Tidak ada hubungan antara jumlah ulir pada silinder dengan hasil produksi. 
Ho: r = 0      Ha: r ¹ 0
• Tidak ada pengaruh penambahan jumlah ulir pada silinder tembaga terhadap kualitas hasil produksi. 
Ho: r = 0      Ha: r ¹ 0

      • ARAH UJI



      •  CIRI-CIRI HIPOTESIS YANG BAIK : 
1. Hipotesis harus menyatakan hubungan. 
2. Hipotesis harus sesuai dengan fakta. 
3. Hipotesis harus sesuai dengan ilmu. 
4. Hipotesis harus dapat diuji. 
5. Hipotesis harus sederhana. 
6. Hipotesis harus dapat menerangkan fakta


      • PROSEDUR PENGUJIAN HIPOTESIS

1. Menentukan formulasi hipotesis 

a. Hipotesis nol yaitu (Ho) dirumuskan sebagai pernyataan yang akan diuji. 
Rumusan pengujian hipotesis, hendaknya Ho dibuat pernyataan untuk ditolak 
b. Hipotesis Alternatif / Tandingan (Ha / H1 ) dirumuskan sebagai lawan /tandingan hipotesis nol Bentuk Ha terdiri atas : 
Ho ; q = qo  
Ha : q > qo 
Ha : q < qo 
Ha : q ≠ qo 

Contoh : Pengujian bubu berumpan lebih efektif dibanding bubu tanpa umpan. 
Hipotesisnya : 
Ho : Bubu berumpan = Bubu tanpa umpan 
Ha : Bubu berumpan lebih efektif daripada bubu tanpa umpan 
Soaking time bubu berumpan lebih singkat dibanding bubu tanpa umpan 
Hipotesisnya : Ho : soaking time bubu berumpan = soaking time bubu tanpa umpan 
Ha : soaking time bubu berumpan lebih singkat dibanding bubu tanpa umpan

2. Tentukan taraf nyata (Significant Level) 
Taraf nyata (a) adalah besarnya toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. 
Taraf nyata dalam bentuk % umumnya sebesar 1%, 5% dan 10% ditulis a0,01; a0,05 ; a0,1. Besarnya kesalahan disebut sbg daerah kritis pengujian (critical region of a test) atau daerah penolakan (region of rejection)



3. Tentukan Kriteria Pengujian 
bentuk keputusan menerima / menolak Ho.




4. Menentukan Nilai Uji Statistik



5. Membuat kesimpulan 
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau penolakan hipotesis nol yang sesuai dengan kriteria pengujiaanya.



  • CONTOH SOAL (UJI SATU ARAH - ONE TAIL)
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah perusahaan pembuat mesin bubut rata-rata masih tetap memproduksi 30 buah mesin bubut per harinya atau lebih kecil dari itu. Data-data sebelumnya diketahui bahwa standar deviasinya 25. Kemudian sebagai alat penguji, diambil sampel penelitian sebanyak 100  dan diperoleh rata-rata produksi mesin bubut 27 buah. 
Apakah nilai tersebut masih dapat diterima sehingga produksi mesin bubut 30 buah per harinya? Ujilah dengan taraf nyata 5%. 
Jawaban Soal  
Diketahui : 
n = 100 ; 
a = 5% ; 
mo = 30 ; 
s = 25 ; 
X = 27

a. Formula Hipotesis 
Ho : m = 30 
Ha : m < 30 

b. Taraf nyata dan nilai Z tabel 
a = 5% 
Z 0,05 = -1,65 (Uji sisi kiri) 

c. Kriteria pengujiannya 
Ho diterima jika :     Zo > -1,65 
Ho ditolak jika :       Zo < -1,65 

d. Uji Statistik 
Zo = (27 - 30) / (25/1001/2) = -1.2 
maka Zo > -1,65        Ho diterima 

e. Kesimpulan 
Nilai uji Z (-1,2) ternyata berada pada daerah yang menerima Ho, sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan pembuat mesin bubut berhasil memenuhi target produksi yaitu mampu memproduksi 30 buah mesin bubut  per harinya.  


      • CONTOH SOAL (UJI DUA ARAH - TWO TAIL)
Populasi balok kayu jati pada sebuah pabrik meiliki panjang rata-rata 80 cm dengan simpangan baku 7 cm. Setelah 3 tahun beroperasi, konsumen meragukan panjang balok kayu jati tersebut. Guna meyakinkan keabsahan hipotesis itu, seorang peneliti mengambil sampel acak 100 balok kayu jati dengan panjang yang berbeda beda dan diperoleh hasil perhitungan panjang rata-rata ikan adalah 83 cm dan standar deviasinya tetap. 
Apakah ada alasan untuk meragukan bahwa rata rata panjang balok kayu jati yang dihasilkan sama dengan 80 cm pada taraf signifikan 5% ? 

Jawaban Soal
Diketahui : 
n = 100 ; 
a = 5% ; 
mo = 80 cm ; 
s = 7 cm ; 
X = 83 cm  

a. Formula Hipotesis 
Ho : m = 80 
Ha : m ≠ 80  

b. Taraf nyata dan nilai z tabel 
a = 5% 
Za/2 = 1,96 (Uji dua arah) 

c. Kriteria pengujiannya 
Ho diterima jika :      -1,96 < Zo < 1,96 
Ho ditolak jika :          Zo > 1,96 atau Zo < -1,96 

d. Uji Statistik 
Zo = (83 - 80) / (7/1001/2) = 4,29 
maka Zo > 1,96      Ho ditolak 

e. Kesimpulan
Nilai uji Z (4,29) ternyata berada pada daerah yang menolak  Ho, oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa uji hipotesis diatastidak memiliki cukup bukti bahwa rata rata panjang balok kayu jati yang dihasilkan tidak sama dengan 80 cm.  

Minggu, 12 Maret 2017

Statistics


 STATISTIK vs STATISTIKA 

Seringkali orang salah membedakan antara statistik dengan statistika. Banyak orang yang menduga bahwa statistik itu adalah statistika, padahal secara definisi tidaklah demikian.

Pada bagian ini saya ingin menjelaskan definisi dari keduanya.

Statistik adalah kumpulan data yang bisa memberikan gambaran tentang keadaan sampel. Karakteristik di sini berupa rata-rata, varians atau standart deviasi, proporsi. Misal  : rata-rata usia penduduk di Surabaya, Malang dan Gresik

Statistika adalah ilmu yang mempelajari statistik, yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana caranya mengumpulkan data, mengolah data, menyajikan data, menganalisis data, membuat kesimpulan dari hasil analisis data dan mengambil keputusan berdasarkan hasil kesimpulan.



 STATISTIK vs PARAMETER 


Dalam penelitian, kita meng-observe obyek penelitian kita. Semua obyek penelitian kita itu disebut populasi. Dibanyak penelitian, sulit untuk meng-observe populasi karena keterbatasan peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, di ambillah sebagian dari populasi itu yang kemudian disebut sampel.

Nah, maka akan ada 2 terminologi disini yaitu populasi dan sampel.

Hasil perhitungan atau karakteristik dari populasi disebut PARAMETER. Ini adalah ukuran-ukuran seperti rata-rata, modus, median, dll yang artinya ukuran-ukuran tersebut didapat dari hasil pengukuran nilai-nilai populasi, yaa ukuran yang tadi sangat sulit untuk didapat dan menghabiskan banyak biaya, waktu dan tenaga.  

sedangkan hasil perhitungan atau karakteristik dari sampel disebut STATISTIK. statistik adalah kebalikan dari parameter, walaupun merupakan kebalikan dari parameter namun sesuai yang telah disebutkan diatas statistik harus mampu mengambarkan populasi, itulah yang membuat statistik menjadi menarik dan ajaib menurut saya, karena dengan sebagian kecil dari kelompok kita bisa mendapatkan gambaran dari populasi yang begitu besar

Jadi jika disederhanakan, PARAMETER = POPULASI;  STATISTIK = SAMPEL.



 STATISTIK DESKRIPTIF vs STATISTIK INFERESIAL  

STATISTIK DESKRIPTIF

Statistik deskriptif adalah statistik yang berkenaan dengan metode atau cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan data. 

Statistik deskriptif mengacu pada bagaimana menata atau mengorganisasi data, menyajikan, dan menganalisis data. Menata, menyajikan, dan menganalisis data dapat dilakukan misalnya dengan menentukan nilai rata-rata hitung dan persen / proposisi. Cara lain untuk menggambarkan data adalah dengan membuat tabel, distribusi frekuensi, dan diagram atau grafik (Sugiyono, 2006).

STATISTIK INFERESIAL

Statistik inferensial adalah statistik yang berkenaan dengan cara penarikan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari sampel untuk menggambarkan karakterisktik atau ciri dari suatu populasi. 

Dengan demikian dalam statistik inferensial dilakukan suatu generalisasi (perampatan atau memperumum) dan hal yang bersifat khusus (kecil) ke hal yang lebih luas (umum). Oleh karena itu, statistik inferensial disebut juga statistik induktif atau statistik penarikan kesimpulan. Pada statistik inferensial biasanya dilakukan pengujian hipotesis dan pendugaan mengenai karakteristik (ciri) dari suatu populasi, seperti mean dan Uji t (Sugiyono, 2006).



STATISTIK PARAMETRIK vs STATISTIK NON-PARAMETRIK 

STATISTIK PARAMETRIK


Statistik Parametrik, yaitu ilmu statistik yang mempertimbangkan jenis sebaran atau distribusi data, yaitu apakah data menyebar secara normal atau tidak. Dengan kata lain, data yang akan dianalisis menggunakan statistik parametrik harus memenuhi asumsi normalitas. Pada umumnya, jika data tidak menyebar normal, maka data seharusnya dikerjakan dengan metode statistik non-parametrik, atau setidak-tidaknya dilakukan transformasi terlebih dahulu agar data mengikuti sebaran normal, sehingga bisa dikerjakan dengan statistik parametrik.

Contoh metode statistik parametrik :
a. Uji-z (1 atau 2 sampel)
b. Uji-t (1 atau 2 sampel)
c. Korelasi pearson,
d. Perancangan percobaan (one or two-way anova parametrik), dll.

Ciri-ciri statistik parametrik :
– Data dengan skala interval dan rasio
– Data menyebar/berdistribusi normal


STATISTIK NON-PARAMETRIK


Statistik Non-Parametrik, yaitu statistik bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Selain itu, statistik non-parametrik biasanya menggunakan skala pengukuran sosial, yakni nominal dan ordinal yang umumnya tidak berdistribusi normal.


Contoh metode statistik non-parametrik :
a. Uji tanda (sign test)
b. Rank sum test (wilcoxon)
c. Rank correlation test (spearman)
d. Fisher probability exact test.e. Chi-square test, dll


Ciri-ciri statistik non-parametrik :
– Data tidak berdistribusi normal
– Umumnya data berskala nominal dan ordinal
– Umumnya dilakukan pada penelitian sosial
– Umumnya jumlah sampel kecil



Rabu, 21 Oktober 2015

SISTEM EKONOMI INDONESIA



SISTEM EKONOMI INDONESIA
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi
Fakultas Teknik Universitas Esa Unggul



Oleh:
Desty Misnandani 2015.21.020
Dodi Zakaria 2015.21.005


           
TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2015




KATA PENGANTAR

Bismillahhirrohmanirrohiim
Assalamuallaikum Warahmatullahhiwabarokatuh

Puji Syukur kami ucapkan Kehadirat Allah SWT karena dengan Rahmat-Nya serta Karunia-Nya akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Tidak lupa kami ucapkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, karena berkat perjuangan beliau kita bisa menikmati indahnya nikmat Iman dan Islam.
Makalah ini mencoba memberikan informasi seputar sistem perekonomian di Indonesia.
Demikianlah pembahasan makalah kami, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

Wassalamualaikum Warahmatullahhiwabarakatuh



Jakarta, Oktober 2015


Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR  ..............................................................  i
DAFTAR ISI ..........................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................  1
A.    Latar Belakang .....................................................................  1 
B.     Rumusan Masalah ..............................................................  2 
C.     Tujuan penulisan .................................................................  2 
D.    Manfaat Penulisan ..............................................................  2
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................  3
A.    Pengertian  Sistem Ekonomi ................................................  3 
B.     Macam-Macam Sistem Ekonomi  ........................................  4 
C.     Sistem Perekonomian di Indonesia ......................................  7 
D.    Pemikiran Tokoh-Tokoh Ekonomi  .......................................  10
BAB III PENUTUP ................................................................  11
A.    Kesimpulan .........................................................................  11
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................  12





BAB I
PENDAHULUAN

I.1  Latar Belakang Masalah

Sebuah keniscayaan bahwa manusia dalam kehidupannya di dunia ini pasti tidak akan pernah lepas dari kehidupan berekonomi. Manusia membutuhkan makanan yang harus mereka konsumsi untuk bisa bertahan hidup, makanan yang manusia makan juga harus didistribusikan dari para produsen sehingga sampai pada konsumen yang membutuhkan. Produksi, distribusi dan konsumsi menjadi kegiatan inti dari ekonomi yang pasti dilakukan manusia demi memenuhi kebutuhannya.

Dalam mendukung lancarnya itu semua diperlukan sistem yang mengatur kegiatan ekonomi sehingga mampu menghasilkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Tentu saja setiap masyarakat, negara dan bangsa mempunyai kultur atau latar belakang yang berbeda-beda sehingga dalam mengatur kegiatan ekonominya juga memiliki sistem yang berbeda-beda meskipun ada juga yang menggunakan sistem yang sama sesuai dengan keadaan lingkungan di mana sistem ini akan digunakan. Dalam ekonomi, terdapat berbagai macam sistem yang merupakan hasil dari kemampuan untuk menginterpretasikan yang berbeda-beda sesuai dengan kultur dan lingkungan yang mempengaruhi cara berpikir untuk menemukan sebuah sistem. Kehidupan berekonomi juga tak lepas dari berbagai masalah yang terus mengahantui seperti pengentasan kemiskinan, menyediakan kesempatan bagi setiap orang untuk mendapatkan penghasilan. Nah oleh sebab itu sangat diperlukan sebuah system ekonomi tersebut.

Di dalam makalah ini kami akan membahas tentang berbagai macam sistem ekonomi yang terjadi saat ini , terutamanya sistem perekonomian di Indonesia.


I.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maslah diatas dapat diambil rumusan masalahnya yaitu sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan sistem ekonomi ?
2.      Apa saja macam-macam sistem ekonomi yang terjadi saat ini ?
3.      Bagaimana sistem perekonomian di Indonesia ?
4.      Apa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing sistem ekonomi tersebut ?
5.    Apa saja pemikiran tokoh-tokoh ekonomi mengenai perekonomian di Indonesia ?

I.3  Tujuan Penulisan

1.     Sebagai bukti tugas terstruktur dari dosen pembimbing mata kuliah ekonomi.
2.     Makalah ini bertujuan sebagai bahan pelajaran.
3.     Menjelaskan kepada pembaca tentang sistem ekonomi di Indonesia.
4.     Makalah ini menjelaskan tentang macam-macam sistem ekonomi yang ada saat ini, terutama sistem ekonomi di Indonesia, sehingga pembaca menjadi tahu dan bertambah wawasannya.

I.4  Manfaat Penulisan

1.     Makalah ini bermanfaat bagi kita semua , karena didalam makalah yang sesederhana ini terdapat materi perkuliahan kita. Jadi diharapkan kepada teman-teman semuanya mempelajarinya dengan sungguh-sungguh.
2.     Manfaat lainnya yaitu dengan hadirnya makalah ini sejumlah orang atau teman-teman semuanya menjadi tahu tentang system ekonomi yang ada saat ini, bagaimana perkembangannya dan bagaimana dampaknya.
3.     Makalah ini juga bermanfaat sebagai bahan bacaan untuk teman-teman semuanya.

BAB II
PEMBAHASAN


II.1  Pengertian Sistem Ekonomi

Menurut Dumairy (1966), Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan, selanjutnya dikatakannya pula bahwa suatu sistem ekonomi tidaklah harus berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan falsafah, padangan dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak.
Berbagai permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh semua negara di dunia, hanya dapat diselesaikan berdasarkan sistem ekonomi yang dianut oleh masing–masing negara. Perbedaan penerapan sistem ekonomi dapat terjadi karena perbedaan pemilikan sumber daya maupun perbedaan sistem pemerintahan suatu negara. Sistem ekonomi merupakan perpaduan dari aturan–aturan atau cara–cara yang menjadi satu kesatuan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam perekonomian. Suatu sistem dapat diibaratkan seperti lingkaran-lingkaran kecil yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Lingkaran-lingkaran kecil tersebut merupakan suatu subsistem. Subsistem tersebut saling berinteraksi dan akhirnya membentuk suatu kesatuan sistem dalam lingkaran besar yang bergerak sesuai aturan yang ada.
Fungsi Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi dapat berfungsi sebagai :
1.      Sarana pendorong untuk melakukan produksi
2.      Cara atau metode untuk mengorganisasi kegiatan individu
3.      Menciptakan mekanisme tertentu agar distribusi barang dan jasa terlaksana dengan baik.


II.2  Macam-Macam Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi adalah suatu aturan dan tata cara untuk mengatur perilaku masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk menraih suatu tujuan. Sistem perekonomian di setiap negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara  lain ideologi  bangsa, sifat dan jati diri bangsa, dan struktur ekonomi.

A.    Sistem Perekonomian Pasar (Liberalis / Kapitalis)
Sistem ekonomi Pasar/Liberal/Kapitalis adalah sistem ekonomi dimana ekonomi diatur oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran). Sistem ekonomi liberal merupakan sistem perekonomian yang memberikan kebebasan seutuhnya dalam segala bidang perekonomian kepada setiap orang untuk memperoleh keuntungan yang seperti dia inginkan. Sistem ekonomi liberal banyak dianut negara-negara Eropa  dan Amerika Serikat.
Ciri-ciri :
  1. Menerapkan sistem persaingan bebas
  2. Kedaulatan konsumen dan kebebasan dalam konsumsi
  3. Peranan pemerintah dibatasi
  4. Peranan modal sangat penting
Kelebihan :
  1. Setiap individu bebas memiliki alat produksi sendiri
  2. Kegiatan ekonomi lebih cepat maju karena adanya persaingan
  3. Produksi didasarkan kebutuhan masyarakat
  4. Kualitas barang lebih terjamin
Kekurangan :
  1. Sulit terjadi pemerataan pendapatan.
  2. Rentan terhadap krisis ekonomi
  3. Menimbulkan monopoli
  4. Adanya eksploitas

B.    Sistem Perekonomian Perencanaan (Etatisme / Sosialis)
Sistem ekonomi etatisme/sosialis merupakan sistem ekonomi dimana ekonomi diatur  negara. Dalam sistem ini, jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara atau pemerintah pusat. Dalam perekonomia ini yang menjadi dasar adalah Karl Marx, dia berpendapat bahwa apabila kepemilikan pribadi dihapuskan maka tidak akan memunculkan masyarakat yang berkelas-kelas sehingga akan menguntungkan semua pihak. Negara yang menganut sistem ini seperti Rusia, Kuba, Korea Utara, dan negara komunis lainnya.
Ciri-ciri :
  1. Hak milik individu tidak diakui.
  2. Seluruh sumber daya dikuasai negara.
  3. Semua masyarakat adalah karyawan bagi negara.
  4. Kebijakan perekonomian disusun dan dilaksanakan pemerintah.
Kelebihan :
  1. Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga.
  2. Kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara merata.
  3. Pelaksanaan pembangunan lebih cepat.
  4. Pemerintah bebas menentukan produksi sesuai kebutuhan masyarakat.
Kekurangan :
  1. Individu tidak mempunyai kebebasan dalam berusaha
  2. Tidak ada kebebasan untuk memiliki sumber daya.
  3. Potensi dan kreativitas masyarakat tidak berkembang. 

 C.    Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran merupakan campuran atau perpaduan antara sistem ekonomi liberal dengan sistem ekonomi sosialis. Pada sistem ekonomi campuran pemerintah melakukan pengawasan dan pengendalian dalam perekonomian, namun pihak swasta (masyarakat) masih diberi kebebasan untuk menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang ingin mereka jalankan.
Ciri-ciri :
  1. Jenis dan jumlah barang diproduksi ditentukan oleh mekanisme pasar.
  2. Hak milik swasta atas alat produksi diakui, asalkan penggunaannya tidak merugikan kepentingan umum.
  3. Pemerintah bertanggung jawab atas jaminan sosial dan pemerataan pendapatan.
  4. Ada persaingan, tetapi masih ada kontrol pemerintah
Kelebihan :
  1. Kestabilan ekonomi terjamin
  2. Pemerintah dapat memfokuskan perhatian untuk memajukan sektor usaha menengah dan kecil
  3. Adanya kebebasan berusaha dapat mendorong kreativitas individu
Kekurangan :
  1. Sulit menentukan batas antara kegiatan ekonomi yang seharusnya dilakukan pemerintah dan swasta
  2. Sulit menentukan batas antara sumber produksi yang dapat dikuasai oleh pemerintah dan swasta
  
II.3  Sistem Perekonomian di Indonesia

Setiap negara menganut sistem ekonomi yang berbeda-beda terutama Indonesia dan Amerika serikat , dua negara ini pun menganut sistem ekonomi yang berbeda. Awalnya Indonesia menganut sistem ekonomi liberal, yang mana seluruh kegiatan ekonomi diserahkan kepada masyarakat. Akan tetapi karena ada pengaruh komunisme yang disebarkan oleh Partai Komunis Indonesia, maka sistem ekonomi di Indonesia berubah dari sistem ekonomi liberal menjadi sistem ekonomi sosialis.
Sejarah Perkembangan Sistem Ekonomi Indonesia
·       1950-1959       : Sistem ekonomi liberal (masa demokrasi liberal)
·       1959-1966       : Sistem Ekonomi Etatisme (masa demokrasi terpimpin)
·       1966-1998       : Sistem Ekonomi pancasila (demokrasi Ekonomi)
·       1998-sekarang: Sistem Ekonomi pancasila (demokrasi Ekonomi) yang dalam   prakteknya cenderung liberal.

D.  Sistem Ekonomi Demokrasi
Indonesia tidak menganut Sistem ekonomi Liberal, Sistem ekonomi Sosialis, maupun Sistem ekonomi Campuran. Sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia adalah Sistem Ekonomi Demokrasi. Sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah hasil pemilihan rakyat. Pada sistem ekonomi demokrasi, pemerintah dan seluruh rakyat baik golongan ekonomi lemah maupun pengusaha aktif dalam usaha mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu, negara berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan kegiatan perekonomian. Dengan demikian terdapat kerja sama dan saling membantu antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Ciri-ciri positif pada sistem ekonomi demokrasi :
1.    Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
2.    Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
3.    Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
4.    Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
5.    Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
6.    Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
7.    Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

Ciri-ciri negatif pada sistem ekonomi demokrasi :
1.    Sistem free fight liberalism, yaitu sistem persaingan bebas yang saling menghancurkan dan dapat menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain sehingga dapat menimbulkan kelemahan struktural ekonomi nasional.
2.    Sistem etatisme, di mana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara.
3.    Persaingan tidak sehat dan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.

E.     Sistem Ekonomi Kerakyatan
Pemerintah bertekad melaksanakan sistem ekonomi kerakyatan dengan mengeluarkan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999, tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang menyatakan bahwa sistem perekonomian Indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan. Sistem ekonomi ini berlaku sejak tahun 1998. Pada sistem ekonomi kerakyatan, masyarakatlah yang memegang aktif dalam kegiatan ekonomi, sedangkan pemerintah yang menciptakan iklim yang bagus bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha. Ciri-ciri sistem ekonomi ini adalah :
  1. Bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan yang sehat.
  2. Memerhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai keadilan, kepentingan sosial, dan kualitas hidup.
  3. Mampu mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
  4. Menjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja.
  5. Adanya perlindungan hak-hak konsumen dan perlakuan yang adil bagi seluruh rakyat.

F.     Sistem Ekonomi Indonesia dalam UUD 1945


Berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal 33 setelah amandemen
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.****)
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.****)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Perekonomian di Indonesia
Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonom Indonesia, secara umum adalah :

1.Faktor produksi
2. Faktor investasi
3. Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran
4. Faktor kebijakan moneter dan inflasi
5. Faktor keuangan negara

II.4  Pemikiran tokoh- tokoh ekonomi yang ikut mewarnai   sistem ekonomi kita, diantaranya :


a. Pemikiran Mohammad Hatta (Bung Hatta)
Bung Hatta selain sebagai tokoh Proklamator bangsa Indonesia, juga dikenal sebagai perumus pasal 33 UUD 1945. bung Hatta menyusun pasal 33 didasari pada pengalaman pahit bangsa Indonesia yang selama berabad-abad dijajah oleh bangsa asing yang menganut sitem ekonomi liberal-kapitalistik. Penerapan sistem ini di Indonesia telah menimbulkan kesengsaraan dan kemelaratan, oleh karena itu menurut Bung Hatta sistem ekonomi yang baik untuk diterapkan di Indonesia harus berasakan kekeluargaan.

b. Pemikiran Wipolo
Pemikiran Wipolo disampaikan pada perdebatan dengan Wijoyo Nitisastro tentang pasal 38 UUDS (pasal ini identik dengan pasal 33 UUD 1945), 23 september 1955.menurut Wilopo, pasal 33 memiliki arti SEP sangat menolak sistem liberal, karena itu SEP juga menolak sector swasta yang merupakan penggerak utama sistem ekonomi liberal-kapitalistik.

c. Pemikiran Wijoyo Nitisastro
Pemikiran Wijoyo Nitisastro ini merupakan tanggapan terhadap pemikiran Wilopo. Menurut Wijoyo Nitisastro, pasal 33 UUD 1945 sangat ditafsirkan sebagai penolakan terhadap sector swasta.

d. Pemikiran Mubyarto
Menurut Mubyarto, SEP adalah sistem ekonomi yang bukan kapitalis dan juga sosialis. Salah satu perbedaan SEP dengan kapitalis atau sosialis adalah pandangan tentang manusia. Dalam sistem kapitalis atau sosialis, manusia dipandang sebagai mahluk rasional yang memiliki kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan akan materi saja.

e. Pemikiran Emil Salim
Konsep Emil Salim tentang SEP sangat sederhana, yaitu sistem ekonomi pasar dengan perencanaan. Menurut Emil Salim, di dalam sistem tersebutlah tercapai keseimbangan antara sistem komando dengan sistem pasar. “lazimnya suatu sistem  ekonomi bergantung erat dengan paham-ideologi yang dianut suatu negara. Sumitro Djojohadikusumo dalam pidatonya di hadapan School of Advanced International Studies di Wasington, AS Tanggal 22 Februari 1949, menegaskan bahwa yang dicita-citakan bangsa Indonesia adalah suatu macam ekonomi campuran. Lapangan-lapangan usaha tertentu akan dinasionalisasi dan dijalankan oleh pemerintah, sedangkan yang lain-lain akan terus terletak dalam lingkungan usaha swasta.




BAB III
PENUTUP


III.1 KESIMPULAN

            Dengan demikian maka sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi yang berorientasi kepada Ketuhanan Yang Maha Esa (berlakunya etik dan moral agama, bukan materialisme); Kemanusiaan yang adil dan beradab (tidak mengenal eksploitasi); Persatuan
Indonesia(berlakunya kebersamaan, asas kekeluargaan, sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi dalam ekonomi); Kerakyatan (mengutamakan kehidupan ekonomi rakyuat); serta Keadilan Sosial (persamaan/emansipasi, kemakmuran masyarakat yang utama ± bukan kemakmuran pribadi). Dari butir-butir tersebut, keadilan menjadi sangat utama di dalam sistem ekonomi Indonesia.

Dalam sistem ekonomi pancasila, perekonomian liberal maupun sosialis harus dijauhkan karena terbukti hanya menyengsarakan kaum yang lemah serta mematikan kreatifitas yang potensial. Persaingan usaha pun harus selalu terus-menerus diawasi pemerintah agar tidak merugikan pihak-pihak yang berkaitan.

Indonesia seharusnya sudah belajar pada krisis ekonomi dan moneter yang mengguncang dunia pada tahun 1998, dengan hanya sektor pertanian dan perkebunan yang tumbuh positif dan turut menyelamatkan ekonomi domestik.

Belajar dari kasus itu, Indonesia sudah saatnya memberi perhatian utama pada bidang pertanian dan perkebunan, agar bisa keluar dari krisis pangan yang kini mengancam dunia. Maka dari itu setiap komoditas harus didekati secara spesifik karena masing-masing memiliki spesifikasi yang berbeda.

PertumbuhanEkonomi di setiap negara berbeda - beda tergantung dari tingkat pendapatan per kapita suatu negara tersebut dan tergantung dari berapa besar pendapatan atau penghasilan dari penduduknya.

Jika pendapatan Negara itu tinggi maka pertumbuhan ekonominya juga cepat tetapi sebaliknya jika pendapatan suatu negara itu di bawah rata ± rata maka pertumbuhan ekonominya juga rendah.





DAFTAR PUSTAKA