Minggu, 20 September 2015

KUNCI SUKSES

“Di mana-mana peran ibu menjadi kunci yang besar. Di agama yang saya anut, selalu mengedepankan peran ibu sangat penting.
Pertama itu selalu ibu, yang kedua ibu, yang ketiga ibu. Baru yang keempat bapak. Peran ibu itu begitu luar biasa.
(Oleh karena itu) yang masih memiliki ibu, memiliki orangtua. Jaga, rawat, hormati, jangan pernah sakiti hatinya. Kenapa? Ibu adalah “jimat” kesuksesan saya dan anda.
Tidak pernah ada orang sukses yang tidak hormat pada orangtuanya. Apalagi kepada ibunya. Karena ibu itu kalau berdoa, paling lempeng, paling cepat diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Jadi, betul, ibu adalah kunci dari kesuksesan saya, dan anda!”

Itulah kata Pak Chairul Tanjung ketika menjawab pertanyaan dari salah satu peserta yang bertanya tentang kunci suksesnya. 


Jadi saya juga akan menceritakan kunci sukses saya, yaitu IBU saya sendiri, tokoh yang telah menginspirasi diri saya dan segala-galanya dalam hidup saya.


9 bulan saya telah dikandungnya dan telah dirawatnya hingga sekarang saya berumur 18 tahun. Terbenak di hati saya bagaimana caranya untuk membalas semua kasih dan sayang beliau. Kerja keras sayapun nanti juga belum cukup untuk membalas seperempat dari kebaikannya, tetapi saya berjanji untuk selalu mendoakan yang terbaik dan membahagiakan kedua orang tua saya.


Salah satu nasehat yang selalu beliau ingatkan kepada kami anak-anaknya adalah untuk selalu bersyukur dengan apa yang telah kita miliki, lihat ke bawah dan mengasihi orang-orang yang lebih kurang  dari kita selagi kita mampu, jangan hanya mendongak ke atas iri kepada kehidupan orang lain dan lupa apa artinya rasa bersyukur. 


Tak pernah kulupa sedikitpun pengorbanamu, Mah. Orang yang selalu mendukung anak-anaknya dalam keadaan apapun, yang selalu mangasihi kami, yang selalu mendoakan yang terbaik untuk kami, yang selalu melindungi kami, yang selalu ada untuk kami, yang memenuhi kebutuhan kami, yang mengurus kami, yang ketika kami sakit kau rela untuk tidak tidur dan hanya merawat kami hingga sembuh, yang kadang menangis diam-diam karena kesalahan yang kami perbuat terhadapmu dan telah membuatmu kecewa Mah. Kami tahu kami sudah menyusahkanmu Mah, dan pasti sangat lelah untuk melakukan itu semua, tetapi tetap kau lakukan itu dengan ikhlas dan tidak pernah berkurang sedikitpun rasa sayangmu terhadap kami Mah.


Salah satu harapan saya adalah menjadi sepertimu Mah. Yang selalu mengasihi suami dan anak-anakmu, yang selalu sabar menghadapi keluargamu, dan yang berjiwa besar untuk selalu menerima dan memaafkan segala kesalahan yang telah kami perbuat  dengan lapang dada. Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan malaikat tanpa sayap seperti dirimu dalam kehidupan kami Mah, yang disebut Ibu, seseorang yang menginspirasi dalam kehidupan saya.