“Di mana-mana peran ibu menjadi kunci
yang besar. Di agama yang saya anut, selalu mengedepankan peran ibu sangat
penting.
Pertama itu selalu ibu, yang kedua
ibu, yang ketiga ibu. Baru yang keempat bapak. Peran ibu itu begitu luar biasa.
(Oleh karena itu) yang masih memiliki ibu, memiliki orangtua. Jaga, rawat, hormati, jangan pernah sakiti hatinya. Kenapa? Ibu adalah “jimat” kesuksesan saya dan anda.
Tidak pernah ada orang sukses yang tidak hormat pada orangtuanya. Apalagi kepada ibunya. Karena ibu itu kalau berdoa, paling lempeng, paling cepat diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Jadi, betul, ibu adalah kunci dari kesuksesan saya, dan anda!”
Itulah kata Pak Chairul Tanjung ketika menjawab pertanyaan dari salah satu peserta yang bertanya tentang kunci suksesnya.
Jadi saya juga akan menceritakan kunci sukses saya, yaitu IBU saya sendiri, tokoh yang telah menginspirasi diri saya dan
segala-galanya dalam hidup saya.
9 bulan saya
telah dikandungnya dan telah dirawatnya hingga sekarang saya berumur 18 tahun. Terbenak
di hati saya bagaimana caranya untuk membalas semua kasih dan sayang beliau. Kerja
keras sayapun nanti juga belum cukup untuk membalas seperempat dari kebaikannya,
tetapi saya berjanji untuk selalu mendoakan yang terbaik dan membahagiakan
kedua orang tua saya.
Salah satu nasehat
yang selalu beliau ingatkan kepada kami anak-anaknya adalah untuk selalu
bersyukur dengan apa yang telah kita miliki, lihat ke bawah dan mengasihi
orang-orang yang lebih kurang dari kita
selagi kita mampu, jangan hanya mendongak ke atas iri kepada kehidupan orang
lain dan lupa apa artinya rasa bersyukur.
Tak pernah
kulupa sedikitpun pengorbanamu, Mah. Orang yang selalu mendukung anak-anaknya
dalam keadaan apapun, yang selalu mangasihi kami, yang selalu mendoakan yang
terbaik untuk kami, yang selalu melindungi kami, yang selalu ada untuk kami,
yang memenuhi kebutuhan kami, yang mengurus kami, yang ketika kami sakit kau
rela untuk tidak tidur dan hanya merawat kami hingga sembuh, yang kadang
menangis diam-diam karena kesalahan yang kami perbuat terhadapmu dan telah
membuatmu kecewa Mah. Kami tahu kami sudah menyusahkanmu Mah, dan pasti
sangat lelah untuk melakukan itu semua, tetapi tetap kau lakukan itu dengan
ikhlas dan tidak pernah berkurang sedikitpun rasa sayangmu terhadap kami Mah.
Salah satu harapan
saya adalah menjadi sepertimu Mah. Yang selalu mengasihi suami dan anak-anakmu,
yang selalu sabar menghadapi keluargamu, dan yang berjiwa besar untuk selalu
menerima dan memaafkan segala kesalahan yang telah kami perbuat dengan lapang dada. Bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa telah memberikan malaikat tanpa sayap seperti dirimu dalam
kehidupan kami Mah, yang disebut Ibu, seseorang yang menginspirasi dalam
kehidupan saya.